Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka 2018

Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka (FWKKP) adalah salah satu kegiatan Kepramukaan bagi kalangan Pramuka Penggalang, Penegak, maupun Pandega. Kegiatan FWKKP merupakan kegiatan Bakti Pengecatan untuk masyarakat. Melalui kegiatan semacam ini diharapkan terjalin keakraban antara pramuka bersama masyarakat. Kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir (FWKKP) Pramuka 2018 dijadwalkan mulai Senin, 9 Juli 2018 sampai dengan Kamis, 12 Juli 2018. Lokasi yang digunakan dalam Festival Wirakarya Kampung Kelir (FWKKP) Pramuka 2018 berada di Jalan Muharto Gg. V Kotalama – Malang.

Mengetahui adanya kegiatan semacam ini, SMA Islam Nusantara tidak mau ketinggalan untuk ikut serta dalam mensukseskan kegiatan kemasyarakatan ini. SMAINUS mendelegasikan perwakilannya dari kelas 10 dan 11 sebanyak 8 orang siswa dan siswi. Diantaranya adalah Devi Setyawati (XI-IPS), Dwi Ajeng Winayung (XI-IPS), Dita Hasanah (XI-IPS), Andhika Pratama P (XI-IPS), Aditya Pradana P (XI-IPS), Efa Nurfarida (XI-IPS), Arhamiz Zakiyah Raihan Zahwa (XI-MIPA), dan Miftakul Huda (X-MIPA).

Sangat banyak pengalaman yang didapat oleh para peserta Festival Wirakarya Kampung Kelir(FWKKP) Pramuka 2018. Dalam kegiatan ini, para peserta diajarkan kedisiplinan, dan juga mendapatkan nilai-nilai kebersamaan yang jarang sekali terjalin antar satu dengan yang lain, bahkan peserta datang dari berbagai daerah.

Selama mengikuti kegiatan tersebut, peserta belajar untuk mengabdi dan berbaur dengan warga sekitar dengan cara mengecat rumah-rumah warga dan fasum (fasilitas umum) yang ada di Muharto. Pada malam harinya terdapat kegiatan pentas seni bagi para panitia maupun peserta. Melalui kegiatan pentas seni ini para panitia atau peserta dapat menyalurkan bakat dan minat mereka untuk ditampilkan.

Hasil yang dapat dirasakan dari mengikuti kegiatan Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka(FWKKP) adalah memberi banyak pengalaman baru serta mengembangkan potensi masyarakat agar dapat lebih peduli terhadap lingkungannya, serta menanamkan jiwa gotong-royong pada Pramuka Penggalang, Penegak serta Pramuka Pandega. Kita sebagai masyarakat seharusnya selalu sadar dan menjaga lingkungan kita, peduli dengan lingkungan kita, dan sebagai makhluk sosial kita juga harus menanamkan jiwa gotong-royong serta menumbuhkan jiwa kemanusiaan yang tinggi. (DS & DAW)